Terangi aku wahai jendela masa depan

(K.cerpen,novi anggraeni 9G)

Terangi Aku Wahai Jendela Masa Depan

Yang hampir terlupakan, sebuah benda yang penuh jasa dan makna, jendela yang terbuka untuk dunia yang biasanya kita panggil dengan sebutan Buku, ada pula yang luas jaringan tak terhingga seperti buku namun juga memiliki sisi positif dan negatif, kata orang disini lebih bebas daripada buku, yang biasa kita sebut internet. Mungkin banyak orang beranggapan bahwa internet lebih canggih daripada buku. Pada era ini banyak orang yang melupakan buku, mereka lebih mementingkan internet, tapi bagi Alyna buku adalah sumber dari segala ilmu,lebih luas daripada internet, dan lebih terang daripada mentari. Karena alyna tau dia akan bodoh tanpa ilmu dan sumber ilmu adalah buku, bukannya kurang update tentang kemajuan zaman, melainkan kecintaanya kepada buku melebihi dari segalanya.
Disini adalah cerita perjalanan seorang remaja dalam mengenal buku dan internet. Gadis itu adalah Alyna Nidya Zahira seorang remaja yang berbeda dari yang lain, orang-orang mengenal alyna sebagai anak yang ambisius,cerdas,dan sederhana. Ini adalah kisah pendidikan Alyna yang mulai mengenal internet.
Pada suatu malam Alyna sedang membaca buku fisika yang sangat dia gemari, karena Alyna bercita-cita menjadi dokter, seketika dia teringat kata-kata sahabatnya starla.
“Kenapa sih kamu selalu membaca buku? Kan bisa melihat internet, ga perlu bawa buku dan gak ribet”-ujar starla.
“Aku lebih suka buku la… lebih jelas dan mudah dipahami”–jawab Alyna
“Kamu kok nggak zaman sekali sih alyna kan internet udah canggil banget loh. Masa kamu nggak tahu cara menggunakannya, nih aku kasih tau caranya”
Setelah itu Starla telah menunjukkan kepada Alyna cara mengakses Internet.
Dimalam harinya Alyna setelah mengingat perkataan Starla, dia langsung menaruh buku fisikanya dan mengambil Handphonenya, sesuai yang diajarkan Starla Alyna banyak membuka situs-situs di internet seperti kominfo dan lainnya. Alyna sampai terlupa bila sudah terlalu lama membuka internet, diapun tak sadar bahwa sudah terlarut malam. Alyna tertidur dengan Handphone yang tergeletak disebelahnya.
Alyna terbangun dari tidurnya dan melihat jarum jam yang menunjik pukul lima pagi, dia tergesah-gesah bangun dan langsung sholat setelah itu langsung bersiap untuk sekolah tanpa belajar terlebih dahulu, dimeja makan Alyna dan keluarga sedang sarapan Alyna terlihat masih mengantuk sebab dia tidur terlalu malam.
Sesampainya disekolah dia teringat belum belajar fisika karena semalam dia asyik membuka internet, ketika hendak membuka buku fisika Starla datang dan bertanya pada Alyna.
“Gimana Alyna? Serukan Internet itu aku ajarin lagi deh tentang media sosial kamu pasti suka” kata Starla.
“Iya la, nanti aja ya aku mau belajar dulu”–jawab Alyna
” Belajar mulu nggak bosen apa? Kamu kan anak yang pintar tanpa belajar kamu pasti juara kok. Udah sini nanti aja belajarnya nih lagi trendnya sekarang loh pake Medsos”–ajak Starla kepada Alyna
Alynapun menuruti perkataan Starla dan mulai beradaptasi dengan hal-hal baru seperti internet,media sosial,dan aplikasi-aplikasi lainnya, seketika bel berbunyi dan saat itu waktu pelajaran fisika, dia terlelap dan menguap karena kurang tidur padahal biasanya dia sangat bersemangat dengan fisika karena fisika adalah mapel favorit nya ,lalu dia menidurkan kepalanya diatas meja dan memejamkan matanya, Bu Syifa guru fisika Alynapun baru sadar bahwa Alyna tidur saat jam pelajaran Bu syifapun membangunkan Alyna dan bertanya pada Alyna tentang materi yang sedang diterangkan oleh Bu syifa.
Alyna hanya bisa terdiam seolah mulutnya membisu sebab dia tak tahu apa yang dijelaskan Bu Syifa, semalam Alyna juga tidak belajar. Bu Syifa masih menunggu jawaban dari Alyna, Alyna berkata “saya tidak tahu bu” seisi kelas menertawakan Alyna karena semua orang tahu Alyna adalah anak yang pintar ketika alyna tidak bisa menjawab itu adalah sebuah lelucon bagi mereka.
Raga Alyna berubah bagaikan patung menahan rasa malu yang dia rasakan, selama ini dia tak pernah ditertawakan, Alyna dihukum karena tidak bisa menjawab dan tidur dikelas saat jam pelajaran. Sepulang sekolah Alyna menangis dikamarnya dan menyesali perbuatannya disaat waktu belajar tidak dia gunakan untuk belajar malah dia membuka Internet dan media sosial, dia kini mengetahui dampak positif dan negatif dari Internet.
Memang internet tidak bersalah namun yang salah adalah Alyna menyia-nyiakan waktu belajarnya untuk membuka internet yang tidak perlu lalu alyna melihat kearah kaca dirumahnya dia berdiri didepan kaca itu berbicara dengan kaca itu dan bertanya
“Mengapa aku jadi seperti ini? Aku tahu aku salah dan aku pantas menerima konsekuensi dari perbuatanku”
Pada saat itu pula Alyna merasa bagaikan orang yang gagal, menangis tanpa henti lalu Alyna mengingat perkataan ibunya
“Gagal itu sudah biasa yang luar biasa itu adalah gagal lalu bangkit dan terus berjuang”
Sedikit demi sedikit dia membangun semangatnya lagi keinginan Alyna menjadi dokter adalah alasan utama untuk terus belajar. Seusai meyakinkan dirinya Alyna mengambil kembali buku fisikannya dan berkata
“Maafkan aku wahai bukuku, aku hampir melupakanmu aku terlalu sibuk mengenal dunia hingga lupa engkau adalah jembatan yang menghubungkan aku dengan dunia tanpamu aku tak bisa apa-apa”
Alyna langsung belajar lagi dan menjauhkan Handphone darinya supaya tidak terganggu lagi.
Keesokkan harinya saat Alyna berangkat sekolah dia merasa sedikit takut ditertawakan lagi ketika Alyna sudah berada disekolah Starla menjumpai Alyna untuk meminta maaf karena kemarin sudah mengganggunya Alyna belajar
“Nggak apa-apa kok la ini buka kesalahnmu kok”–ujar Alyna sambil tersenyum.
Dari kejadian kemarin Alyna jadi tersadar betapa berjasanya buku lebih dari segalanya. Dia berjanji akan memegang teguh prinsipnya, baginya buku adalah jendela sekaligus jembatan ilmu, tanpa ilmu apalah arti manusia dan tanpa buku bagaimana kita bisa memperoleh ilmu?.
Setelah itu Alyna menjalani setiap harinya seperti biasa dia berjanji tidak akan pernah menyerah untuk menuntut ilmu sampai ke negri cina pun akan dia lalui karena betapa cintanya alina kepada buku dan ilmu. Balaslah jasa buku dengan cara membacanya jangan sampai setelah materi selesai kau akan melupakannya.
Pada era digital ini kita harus pandai-pandai memilih konten-konten yang ada di internet agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif bukan dengan cara menolak kemajuan tetapi dengan cara menyeleksi kemajuan yang ada jangan mudah terpengaruh pada berita hoax yang ada.
Satu pesan Alyna untuk kalian yang sedang berjuang dalam pendidikan “Jika kamu ingin sembuh maka carilah obatnya jangan pernah rasakan rasa sakit itu dan jika kamu ingin sukses maka berjuanglah jangan lihat hasilnya tapi hargai proses yang telah kamu lalui”.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Program Literasi Sekolah

Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM Menulis buku untuk guru dan siswa Perpustakaan keliling, Perpustakaan digital Membuat mading madrasah Membuat majalah madrasah Membuat pojok baca Perpustakaan di kelas Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022

Baca selengkapnya...

Prestasi Literasi Sekolah

1. Menerbitkan buku karya siswa 2. Menerbitkan buku karya guru 3. Menerbitkan majalah madrasah 4. Juara lomba membaca Puisi 5. JUARA 1 LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Tk. MTs. Se kabupaten6. JUARA FAVORIT LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Se kabupaten

Baca selengkapnya...