SAHABAT BERTIGA

    Pada hari senin, dimana hari yang tidak disukai oleh siswa-siswi smp nusantara salah satu siswi yang bernama wanda serta para sohibnya.
“Panas” Keluh wanda sembari mengibasi kerudungnya.
“Bener, panas banget” Jawab sohib wanda yang bernama sarah.
“Luntur sudah skincareku” Gerutu lisa sohib wanda juga.
Mereka bertiga sabahat sedari kecil hingga sekarang. Bagaikan prangko nempel terus tidak mau pisah. Wanda yang pakai kerudung dia lah yang paling dewasa diantara meraka bertiga. Sarah, dia beragama katolik yang selalu berperilaku seperti laki-laki dengan kata lain dia tomboy, sarah bersifat keras kepala. Jika sudah pilih A maka tetap A, bahwa ditawarkan B maka akan tetap pilih A. Lisa, dia beragama kristen. Kebalikannya, sarah tomboy maka lisa feminim.
“Akhirnya selesai upacara huff” Kata sarah sambil menghelah nafas.
“Iya, aku dah capek berdiri terus” Jawab wanda duduk dilantai dengan meluruskan kakinya.
“Aduh gimana ini skincare mahalku luntur” Kesal lisa karena skincarenya luntur.
“Kan tinggal pa…” Ucap wanda yang terpotong karena gurunya sudah memasuki kelas.
“SELAMAT PAGI” Ucap pak guru
“SELAMAT PAGI PAK” Jawab seluruh kelas 9D.
“Hari ini bapak akan mengadakan ulangan Ipa dadakan” Kata pak guru sambil membagikan kertas ulangnya.
“Apa” Seruan kaget seluruh kelas 9D.
“Gak usah kaget karna dalam kurun waktu dekat akan ada ujian sekolah kalian harus belajar yang sungguh gak boleh malas , sekarang kerjakan tugasnya” Jelas pak guru sembari duduk.
Seluruh siswa kelas 9D langsung mengerjakan ulang yang sudah dibagikan oleh pak guru. Ada yang serius mengerjakan ulangannya , ada yang berusaha untuk menjawab , ada yang mengaca , bahkan ada juga yang tiduran.
“Gimana ini aku belum belajar” Sesal lisa karna dia tidak belajar kemarin.
“Ini kali terus bagi terus nabrak”Kesal+stres sarah karna dia tidak menyukai semua jenis pelajaran hitung-menghitung.
“Waktu tinggal 10 menit lagi” Kata pak guru dengan melihat jam tangannya.
GREEKK!!
Suara kursi yang bergeser dan seorang siswi berdiri maju kedepan dengan membawa kertan ulangannya. Ialah wanda yang sudah mengerjakan soal ulangannya
“Pak, saya sudah” Kata wanda sambil menyerahkan kertas ulangan.
“Bagus wanda kamu memang siswi yang rajin” Puji pak guru kepada wanda karna, wanda siswi paling rajin di kelas 9D.
“Ayo yang lain siapa yang sudah” Ucap pak guru.
KRIINGG!!
   Suara bell yang menandakan waktu istirahat. Seluruh siswa-siswi berhamburan meninggalkan kelas untuk pergi ke kantin.
“Akhirnya selesai juga huff” Kata lisa sambil menghelah nafas.
“Iya, oh ya kalian gimana mengerjakan ulangan tadi??” Tanya wanda kepada kedua sahabatnya.
“Aku ahhkk , tau ah pusing” ungkap lisa dengan mengacak-acak rambutnya.
“Kalo aku sih bodoh amat” jawab santai sarah.
“Sar, kok kamu bilang gitu. Jangan meremehkan ulangan, kalo kamu bilang bodoh amat gak mikirin pelajaran mau jadi apa kamu!?” Tegur wanda kepada sarah yang terlihat santai.
“Iya kamu kok ngeremehin sih, awas nanti pas ujian gak bisa” ucap lisa menakut-nakuti sarah.
“Gak bakal”remeh sarah.
Saat ujian seluruh siswa maupun siswi dengan serius mengerjakan ujian sekolah meraka karna nilai ujian itulah yang menentukan mereka lulus atau tidak. Tapi tidak dengan siswi satu ini, dia sedang kesulitan menjawab pertanyaan, bahkan dia terlihat stres dengan soal-soal tersebut. Dia adalah sarah yang meremehkan ulangan yang diberikan oleh guru ipa satu minggu yang lalu.
“Aduh gimana ini kok sulit sih, padahal ini udah dipelajarin kok gak ingat, saat dipelajari aku bisa lah ini pas ujian sekolah kok gk bisa sih huuff” ungkap sarah sambil menghelah nafas.
“Huff seharusnya aku gak ngeremihin ulangan satu minggu yang lalu , ku pikir ipa nya mudah ternyata gak sama sekali” sesal sarah karna telah meremehkan ulangan ipa.
Selasai sudah ujian sekolah. Seluruh murid kelas 9 merasakan kelegaan karena sudah melesaikan semua ujian sekolah mereka.
“Sar, gimana ipamu??” tanya lisa
“Remidi!!, Nilaiku anjlok”jawab sarah dengan lesuh seperti tisu yang dibasahi air, loyo jadinya.
“Makanya kalo ujian udah tiba belajar dan juga jangan meremehin pelajaran meski itu satu bahwa semua pelajaran jangan diremehin” nasihat wanda kepada sarah.
“Iya maaf!!” Sesal sarah menyesal telah meremehkan pelajaran.
“Sekarang setalah pulang sekolah kerumahku yuk!! Kita belajar bareng”kata lisa dengan semangat.
  Itulah gunanya sahabat disaat melakukan kesalahan maka sahabat kita akan mensihati kita. Dan Jangan pernah meremehkan pelajaran meski sudah kita pelajari. Hendaklah kita pelajari berulang-ulang sampai kita mengerti pelajaran itu sendiri.
TAMAT.

Nama pengarang: Nadelta yulia putri

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Program Literasi Sekolah

Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM Menulis buku untuk guru dan siswa Perpustakaan keliling, Perpustakaan digital Membuat mading madrasah Membuat majalah madrasah Membuat pojok baca Perpustakaan di kelas Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022

Baca selengkapnya...

Prestasi Literasi Sekolah

1. Menerbitkan buku karya siswa 2. Menerbitkan buku karya guru 3. Menerbitkan majalah madrasah 4. Juara lomba membaca Puisi 5. JUARA 1 LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Tk. MTs. Se kabupaten6. JUARA FAVORIT LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Se kabupaten

Baca selengkapnya...