Karya Sani Ahmadin Ilham
Hak cipta MTsN 1 Pasuruan
Kota Jakarta terlihat ramai seperti biasanya, memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Berbagi macam aktivitas terlihat berjalan lancar seperti pada umumnya. Semua orang terlihat sibuk melakukan kegiatannya masing-masing.
Di sebuah ruangan yang ada di laboratorium negara, terlihat 2 sosok ilmuwan, pria dan wanita, yang sedang meneliti sesuatu. Sudah 2 jam mereka berkutik dengan peralatan-peralatan canggih laboratorium.
“Kurasa ini tidak akan berhasil” sahut salah satu dari mereka
“Harus berhasil, pemerintah sudah memasrahkannya pada kita” sahut si wanita
“Tapi Hana, kita sudah berusaha selama 2 tahun. Dan kita belum bisa menghasilkan vaksin untuk pandemi ini” ucap sang pria pada temannya yang 1 profesi
“Aku Tahu Aldi, tapi kita sudah menandatangani kontrak penyelesaian vaksin dengan pemerintah. Mungkin hanya ini cara kita untuk bertahan hidup” sahut Hana.
“Baiklah, mari kita lanjutkan”
Mereka melanjutkan penelitian tentang vaksin untuk menyembuhkan pandemi yang belakangan ini menyeruak di negeri panda, China. 1 tahun yang lalu, Pemerintah Indonesia telah melirik proyek yang mereka kerjakan. Salah satunya termasuk penelitian vaksin yang bernama Polizer Vaccine Project. Hingga pada akhirnya, mereka menandatangani kontrak perjanjian kerja dengan pemerintah, untuk membuat vaksin sebanyak-banyaknya yang akan digunakan untuk menghadapi pandemi yang bernama Covid-19.
“Sedikit lagi…” ucap Aldi senang
*glap* lampu laboratorium negara
tiba-tiba padam
“Tunggu, mengapa semua lampunya mati” tanya Hana ragu
“Apakah ada orang lain selain kita” tambah Aldi ragu
Tiba-tiba, sekelompok pasukan turun dari skycar dan merusak pintu pertahanan laboratorium negara.
“Angkat tangan kalian!”
“Siapa kau” tanya Aldi dan Hana sambil menodongkan pistol
“Kalian tidak perlu tahu. Sekarang, tidurlah yang nyenyak” jawab orang tersebut sambil memasukkan kain yang sudah diberi bius ke mulut mereka.
“Akhirnya… Hahaha…. Proyek ini akan menjadi milikku” ucap seseorang yang terlihat seperti dalang dibalik penculikan ini
Mereka pun pergi dengan membawa Aldi dan Hana, juga membawa Polizer Vaccine Project yang sangat dibutuhkan oleh negara, dan hanya menyisakan laboratorium negara dengan alarm yang menyala.
_______________________
Berita Terbaru Indonesia.
“Terjadi Kasus Penculikan di Laboratorium negara. Sekelompok pasukan tak diketahui datang menggunakan skycar dan merusak pertahanan Laboratorium. Polisi khusus mengungkap bahwa mereka telah menculik 2 ilmuwan penting terhadap pengembangan Polizer Vaccine Project. Semua vaksin telah-”
Belum sempat berita selesai ditampilkan. Seseorang yang duduk di ruang presiden terlihat marah dengan wajahnya yang garang.
“Pak Presiden, seseorang ingin menemui anda” ucap ajudannya yang datang dari pintu
“Suruh dia masuk” jawabnya
2 orang masuk didampingi dengan para pengawalnya.
“Selamat malam Pak Presiden, kurasa anda memanggil kamu berdua” ucap salah satu dari mereka
“Benar sekali, silahkan duduk” jawabnya
“Ada apa pak, apakah ini darurat” tanya satunya lagi
“Begini, Pak Airlangga dan juga Bu Dian, kita barusaja kehilangan Polizer Vaccine Project. Proyek vaksin yang ditunggu-tunggu oleh pemerintah.” jelas Presiden.
“Tentu. Kami semua menunggunya” sahut Bu Dian, selaku Menteri Kesehatan kala itu.
“Lalu, apa yang akan bapak lakukan?” tanya Airlangga, selaku Menteri Pertahanan & Keamanan Dalam Negeri.
“Kalian berdua dan juga seluruh kabinet, harus menemukan 2 ilmuwan itu, dan tentunya dengan membawa Polizer Vaccine Project. Kita tak mau kalau sampai pandemi ini masuk ke Indonesia sebelum vaksin itu selesai” jelas Presiden.
“Siap, akan kami usahakan sebisa mungkin” jawab mereka berdua mengiyakan
“Baiklah, terima kasih” ucap Presiden
_______________________
Gelap. Semuanya gelap. Itulah yang dirasakan oleh Aldi. Entah dimana ia berada, yang jelas sekarang ia merasa bahwa ini bukanlah hal yang bagus. Seingatnya, Polizer Vaccine Project telah dicuri dan laboratorium negara hancur berantakan.
“Hana!!” panggilnya. Ia berharap lokasinya tak jauh dari Hana
“Hana!!!”
“Hana!!!”
“Heii! Aldi tolong aku!” panggil seseorang yang nampaknya seperti Hana.
Aldi segera berlari menghampiri sumber suara tersebut.
“Hana!! Kau baik-baik saja?” tanyanya pada Hana yang terlihat sangat kusut dan kotor
“Aku baik-baik saja, omong-omong kita ada dimana Al?” tanya Hana
“Aku rasa kita ada di Bogor” sahut Aldi setelah melihat pemandangan di luar jendela.
“Untuk apa mereka menculik kita?” tanya Hana dengan wajah dan suara sedikit serak, dan sepertinya sedih
“Maafkan aku Al… telah membuat kita seperti ini” tambahnya
“Hei…”
“Tak hanya kamu yang membuat proyek itu, aku juga ada didalamnya. Jadi, ini semua salah dan betulnya karena kita semua” jelas Aldi sambil menenangkan Hana disebelahnya.
Tak lama kemudian, pintu terbuka dan…
_________________________
Suasana yang cerah di Kota Jakarta, sangat cocok dinikmati walau dengan hiruk pikuknya kendaraan. Kota Jakarta yang sekarang, sudah berkembang menjadi kota yang asri, berkat dengan dukungan teknologi terbaru dunia. Dunia yang berbeda dengan masa lalu kita.
Termasuk juga di Lingkungan kementerian kesehatan. Nampaknya semua orang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Hingga, sebuah pengumuman menghentikan seluruh kegiatan mereka.
“Semua staf dan pimpinan Kementerian Kesehatan segera menuju ke ruang rapat, karena ada hal darurat negara” perintah dari Bu Dina, selaku menteri kesehatan.
“Teman-teman semuanya, barusaja saya mendapatkan telepon dari perdana menteri Singapura, bahwa pandemi Covid-19 sudah sampai di negaranya. Dan saat ini, ditemukan 1 kasus baru di bandara Soekarno-Hatta Tangerang, dengan ciri-ciri demam dan batuk yang parah. Presiden telah menetapkan hal ini sebagai status darurat non-bencana” jelas Menteri
“Maaf Bu, izin bertanya” sahut salah satu staf
“Silahkan”
“Bagaimana dengan kelanjutan Polizer Vaccine Project? Bukankah kita sudah memastikan bahwa obatnya hanyalah itu?” tanyanya.
“Terima kasih pertanyaannya. Begini, saat Laboratorium negara dihancurkan oleh sekelompok pasukan tak dikenal, mereka juga mencuri Pak Aldi dan Hana, mereka adalah sumber kunci pengetahuan negara, yang membuat Polizer Vaccine Project dan juga pemegang kuasa Laboratorium dan riset negara. Mereka dicuri beserta dengan proyeknya. Dan sampai sekarang, pasukan masih belum bisa menemukannya” jelas Bu Dina panjang lebar.
“Lalu bagaimana kita menghadapi pandemi ini, Bu menteri?” tanya salah satu dokter disana
“Untuk sementara waktu, kita pakai cara manual yaitu mencegah, bukan mengobati” jelasnya yang membuat semua orang takut.
_______________________________
“Pak Presiden, semua orang di Stasiun Tebet kejang-kejang, sepertinya mereka terkena virus itu!” Sahut salah satu ajudannya
“Apa tidak ada yang menangani?” tanya presiden
“Mereka takut tertular juga Pak” jawabnya
“Kalau begitu, aku akan membuat peraturan untuk berada dirumah saja” sahut Presiden.
Sejak saat itu, semua warga Indonesia diwajibkan untuk tetap berada di rumah. Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan juga berkegiatan semuanya dari rumah. Pemerintah giat menggerakkan program 5M, Menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mematuhi peraturan. Semua itu dilakukan semata hanya karena hilangnya Polizer Vaccine Project yang diteliti bertahun-tahun.
________________________________
“Selamat datang di markas ku, wahai ilmuwan sainganku, hahaha…”
“Siapa kau?” tanya Aldi dan Hana pada sosok yang tampak silau karena cahaya dibelakang nya.
“Kau tak kenal aku?? Aku Bramantyo, musuh bebuyutan mu Aldi dan Hana!” jawabnya
“Kau! Bagaimana mungkin? Bukannya engkau sudah meninggal saat itu!” heran Aldi
“Hahaha, aku bisa hidup kembali berkat penelitian kalian!” sahutnya yang membuat Aldi dan Hana terkejut sekaligus.
“Astaga… Lalu apa yang kamu mau dari Polizer Vaccine Project kami?” tanya Hana
“Kau tahu Hana?….. Sejak dulu, aku selalu menginginkan posisimu”
“Kau selalu dipandang baik oleh Presiden dan pemerintah, kau ditempatkan dengan jabatan tertinggi, hingga saat ini, Kau menandatangani kontrak dengannya!!” jelas Bramantyo
“Dan sekarang, aku akan mengakhiri ini semua. Biarlah pandemi menghancurkan negara kita perlahan demi perlahan. Inilah bentuk balas dendam ku kepada pemerintah karena telah menganggap ku sebagai kriminal! Padahal aku hanya membuat sedikit percobaan saat itu!” tambahnya.
“Ada apa denganmu Bramantyo?, bukankah kamu dulu menjadi kerabat dekat kami, mengapa sekarang kau melakukan semua ini?” tanya Aldi perlahan.
“Aku… Aku hanya ingin balas dendam!” teriaknya
“Balas dendam tak akan membuat seseorang sukses dan bahagia Bramantyo” jawab Hana.
“Maka akulah yang akan membuatnya menjadi bahagia!” bentak Bramantyo dengan memecahkan salah satu vaksin dari Polizer Vaccine Project. Membuat Aldi dan Hana terkejut, bahwa Bramantyo sedang memulai bendera perang antara mereka. Tak pakai lama, Aldi mengambil pistol elektrik dari meja dan menembakkan nya ke arah Bramantyo, tetapi meleset.
“Oh.. main pistol ya?”
Bramantyo pun mengeluarkan pistol miliknya dan menembaki Aldi dan Hana, mereka pun berlari dan bersembunyi di segala arah. Mereka mempunyai rencana untuk mengambil Polizer Vaccine Project yang dikurung di tengah ruangan atau tepatnya diatas meja.
“duarr” *pintu meledak*
Pertarungan tak dapat terelakkan antara mereka bertiga. Saling adu pistol hingga ruangan menjadi hancur tak berbentuk.
“Aldi, kau serang Bramantyo dan aku akan ambil vaksinnya. Bawa dia ke ruang 12!” perintah Hana
”Tentu, berhati-hatilah”
“Kamu juga”
Mereka pun berpencar. Aldi menyerang Bramantyo dari kanan dan menggiring nya menuju ruang 12. Sementara itu, Hana mencari celah untuk mengambil vaksin yang ada di tengah meja.
Hana mendekati meja, dan berhasil mengambil seluruh Polizer Vaccine Project nya. Ia segera berlari dan membawanya untuk lompat ke tangga darurat dan syukurnya ia berhasil keluar. Ia lupa bahwa Aldi masih ada di dalam dan bertarung dengan Bramantyo.
_______________________
“Kau lebih pantas untuk mati daripada termakan rasa iri!” teriak Aldi sambil menodongkan pistolnya ke perut Bramantyo.
“Kalau begitu, bunuhlah aku!” pasrah Bramantyo yang semakin terdesak.
Aldi berfikir sebentar,
“Aku tak akan membunuhmu, tapi aku akan mengurungmu disini bersama dengan rasa kedengkian mu itu” jelas Aldi.
Bramantyo hanya mengambil oksigen dengan bernafas sebanyak-banyaknya setelah kalah dalam permainan pistol dengan Aldi.
Aldi pun keluar dan menemui bahwa Hana, berhasil membawa vaksinnya keluar. Mereka pun berpelukan satu sama lain, merasa bangga dapat menyelamatkan negara.
“Kamu baik-baik saja? Apa Bramantyo sudah tewas?” tanya Hana
“Tidak, aku tidak rela membunuhnya. Aku hanya mengurungnya dengan PEP” jawab Aldi.
“Bagaimana kalau ia bebas?” tanya Hana memastikan
“Yang pasti kita mendapatkan PVC nya” sahut Aldi.
Ketika hendak berjalan selangkah. Tiba-tiba sebuah tembakan mengenai Aldi. Membuat Hana terkejut dan lantas menangkap Aldi yang jatuh di pangkuannya.
“Aldi! Bangun Aldi! Bangun!” teriak Hana histeris. Ia bagaikan kehilangan permata hidupnya.
“Kau membuat kesalahan besar Aldi! Untuk apa kau mengasihani ku. Hahaha… Bodoh!” ucap Bramantyo, penyebab kematian Aldi dengan menembaknya.
Tiba-tiba, “duarr”
Bramantyo roboh. Rupanya para militer datang membantu Hana dan Aldi. Pak Airlangga, selaku Menteri Pertahanan datang menghampiri Hana dan Aldi yang hampir sekarat. Hana menangisi Aldi sejadi-jadinya.
“Hana… Kau… Tak perlu sedih..” ucap Aldi lirih
“kau… telah menyelamatkan dunia”
“kau telah menggapai cita-cita mu”
“dan kau, tak butuh aku untuk melanjutkannya” tambah Aldi.
“bagaimana mungkin…Al”
“kau yang selama ini menjadi partnerku”
“kau yang selama ini aku butuhkan”
“dan hingga hari ini, masih kaulah yang melindungiku” jelas Hana.
“kau memenangkannya Al!” tambah Hana sambil memegang wajah tampan Aldi di pangkuannya.
“memenangkan… apa?” tanyanya lirih
“kau menang di hatiku…” jawab Hana. Pipinya terlihat merah semu.
“Ah begitukah… syukurlah…” jawab Aldi tersenyum manis
“maka jangan tinggalkan aku” ucap Hana
“Kamu bisa bahagia, walau tanpa aku” itulah ucapan terakhir Aldi, sebelum ia menutup matanya dan pergi untuk selama-lamanya.
“Aldi!!! Huhuhu….” tangis Hana nyaring
Mereka pun dibawa oleh Para militer menuju departemen kesehatan, dengan membawa Polizer Vaccine Project yang telah mereka kerjakan bertahun-tahun. Sebuah prestasi membanggakan untuk sebuah negara.
___________________________
Aldi Bagiyodiningrat
21 Juli 3213
“Sebuah cinta yang selama ini kupendam, agar bisa selalu bersama denganmu. Kuharap kau bahagia walau tanpa kehadiranku disana”
___________________________
Hana Tajima
30 Juni 3213
“Kuucapkan sama-sama. Dan terimakasih kepada-Nya dan juga, sosoknya yang selama ini melindungi ku. Aku bangga bisa menyelamatkan bangsa negara ku. Aku akan membuat semua orang bangga”
___________________________
Laboratorium Negara Republik Indonesia berganti nama menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN Indonesia.
Dengan pemiliknya yaitu Hana Tajima dan juga pendahulu Alm. Aldi Bagiyodiningrat. Presiden ucapkan selamat dan sukses.