Neora Axxelie gadis mungil lucu nan amat manja pada sang abang nya yang bernama Axxelio, mereka berdua anak dari pasangan suami istri yang kaya raya, sang ayah pemilik dari perusahaan yg sangat amat terkenal dan sang bunda adalah pemilik dari butik yang ia bangun sejak muda.
**
Suasana kamar yang nyaman dan udara segar yang masuk dari sela-sela jendela membuat El tidak ingin bangun dari mimpinya, hingga terdengar suara gedoran pintu yang sangat berisik membuat El mau tidak mau harus bangun untuk mengecek suara yang mengganggu tidur nya.
“Abangggg abangg ayo bangun!!!, udah siang ini”, ucap Neo sambil menggedor-gedor pintu kamar sang abang.
“Abanggg ayoo udah siang katanya udah janji mau ajak Neo jalan jalan hari ini”, ucapnya sekali lagi sambil menggedor pintu.
Dan, cklek bunyi pintu terbuka dengan wajah yang menahan kesal karena tidur nya diganggu ia menjawab “Apa sih iya-iya ini bangun, ada apa kok sampe gedor-gedor pintu?”, tanya El.
“ihhh masa abang lupa, abang kan udah janji sama Neo kemarin mau ajak jalan jalan siangi ini”, ucapnya sambil cemberut
seketika El yang tadi nya lupa akan janji itu langsung teringat apa yang ia janji kan pada gadis mungil di depan nya
“Oh iya, maaf ya abang lupa kalo ada janji sama kamu dek. kalo gitu sekarang kamu siap” trs tunggu dibawah abang mau mandi”, ucap El sambil tertawa kecil karna melupakan janji tersebut.
**
Selesai membangun kan sang abang, Neo pergi ke kamar nya dan siap-siap mengganti baju nya lalu segera turun ke bawah untuk sarapan bersama ayah dan bunda. Selesai sarapan Neo dan El pun segera berpamitan pada ayah dan bunda untuk berangkat menuju mall yang sudah ia tentukan kemarin.
Saat sampai di mall *** , Neo dan El langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam mall tersebut dan melangkah masuk ke dalam El bertanya pada Neo.
“Adek mau beli apa? nanti abang belanja kan buat kamu”, ucap El sambil menggandeng tangan Neo katanya sih takut ilang wkwk.
“Serius bang?, tapi adek lagi ga pengen apa apa jadi gimana kalo kita makan aja?”, ucap Neo.
“Kalo kamu mau nya gitu yaa udah ayo”, jawab El lalu menggandeng tangan Neo menuju tempat makan
Saat di tempat makan mereka segera mencari tempat makan dan duduk lalu memesan makanan.
“Adek mau pesen yang mana?”, tanya El menatap sang adik sambil membuka menu yang berada diatas meja.
“adek samain aja kaya bang el”, jawab Neo sambil bermain handphone.
El membuka menu tersebut dan mengatakan pesanan nya kepada pelayan “Fish & Chips nya 2, sama taro milk shake 1, jus alpukat 1. Udah itu aja mbak”, ucap El.
“Baik kak silahkan ditunggu ya”, ucap pelayan.
Makanan yang ia pesan akhirnya datang juga setelah 20 menit menunggu, selama 20 menit itu El pergi sebentar dengan alasan ingin ke kamar mandi tapi yang pasti itu hanya tipuan karna ada panggilan yang membuat nya tidak bisa mengangkat panggilan tersebut di depan sang adik.
**
20 menit yang lalu
El pergi keluar menjauhi tempat makan yang ia datangi bersama Neo dan segera mengangkat panggilan yang sedari tadi tak kunjung berhenti.
“Halo, kamu ada dimana lama sekali angkat telepon nya?”, tanya orang disebrang sana
“Maaf El lagi ada di sisi Neo jadi El harus cari alasan buat pergi angkat telpon”, jawab El sambil melihat sekeliling untuk memastikan aman.
“Yasudah, kamu sudah ayah beri waktu yang cukup untuk kamu mengambil keputusan dan sudah saat nya kamu memberi tahu keputusan mu kepada ayah”, ucap ayah pada El.
Dengan ragu El pun menjawab “Bisa kasih El waktu lagi buat memikirkan nya lagi yah? jujur El ga bisa ambil keputusan ini karena El gabisa jauh dari Neo yah”, ucap El dengan nada lirih.
Terdengar hembusan nafas dari sebrang sana “Gabisa bang, ayah rasa ini sudah waktu nya kamu mengambil keputusan dan jika kamu ambil keputusan ini maka besok lusa kamu akan langsung berangkat. Untuk itu kamu bisa mendatangi nya saat kamu libur panjang”, ucap ayah degan nada menyakinkan.
Dengan berat hati pun El menjawab “Baiklah ayah, El bakal ambil keputusan itu dan El siap buat berangkat besok lusa”.
“Baik ayah akan bilang ke bunda mu untuk menyiapkan keperluan mu saat disana”, ucap ayah setelah itu sambungan itu terputus, meninggal kan helaan nafas yang sangat berat.
“mungkin sudah waktunya aku mengambil keputusan itu dan pergi meninggalkan Neo untuk pertama kalinya”, ucap dalam hati El sambil menatap nanar layar hp yang menunjukan wajah sang adik.
**
Setelah mengangkat telepon el segera kembali ke tempat Neo menunggu dan segera memakan makan yang sudah sampai saat El duduk, dan segera pulang ke rumah karna hari sudah hampir malam.
Sesampainya di rumah Neo segera naik ke atas menuju kamar nya sedangkan El ia pergi ke ruang kerja sang ayah untuk membicarakan tentang keputusan nya tadi.
“Ayah, ayah ada di dalam?”, tanya El sambil mengetuk pelan pintu.
“Masuklah, dan jangan lupa tutup kembali pintu itu”, jawab ayah yang sedang duduk sambil menatap berkas berkas yang berada di tangan nya.
El pun masuk dan langsung duduk di depan ayah, dan ayah bertanya “ada apa kamu kemari?”, ucap nya.
“El cuman memastikan saja yah jadi benar El bakak berangkat besok lusa?”, tanya el
“Iya kamu akan berangkat besok lusa, dan jangan lupa siap kan segala keperluan mu dan jangan lupa kasih tau adik mu agar ia tak sedih saat kau pergi”, jawab ayah sambil menatap El.
“Iya yah El akan mempersiapkan nya semua, dan untuk itu El bakal bilang nanti ke Neo” ucap El, lalu ia pergi keluar dari ruangan ayah dan bergegas menuju kamar sang adik.
Saat sampai di depan pintu kamar Neo, ia segera mengetuk pelan pintu Neo dan membuka nya. Ternyata Neo sedang duduk di balkon kamar nya sambil bermain handphone nya.
“Dek boleh abang masuk?”, tanya El pada Neo.
“Iyaaa masuk aja gapapa”, teriak Neo dari arah balkon.
El pun segera masuk dan menuju arah balkon untuk duduk bersama sang adik.
“Dek kalo seumpama abang pergi, perasaan adek gimana?”, ucap El sambil menatap langit malam yang penuh dengan bintang yang bersinar.
Neo yang awalnya bermain handphone pun seketika menatap El dengan perasaan yang sedikit tidak enak dan bingung.
“Maksud abang gimana?”, tanya Neo bingung.
El yang mendengarnya pun menatap Neo yang tampak kebingungan “Maksud abang, kalo abang pergi perasaan adek gimana sedih atau malah seneng?”, ucap El menjelaskan.
“Ya adek sedih lah masa adek seneng abang pergi, abang mau pergi ninggalin adek ya??”, jawab Neo yang sedikit kesal dan bertanya kepada El.
El pun mengangguk dan berkata “Maaf ya dek ini udah jadi keputusan abang, abang bakal pergi besok lusa. Adek gausah sedih nanti kalo abang ada libur pasti bang El bakal pulang nemuin adek ajak adek jalan-jalan kaya tadi”, jawab El dengan nada sedih namun menyakinkan sang adik untuk tidak sedih.
“hiks… abang ninggalin Neo sendirian, abang udah ga sayang ya sama adek? abang tega tau hiks… hiks…”, ucap tangis Neo yang langsung dipeluk oleh El dan menjawab
“Ngga gitu abang ga ninggalin kamu apalagi ga sayang kamu dek, abang sayang banget cuman ini ada kesempatan yang bagus buat abang jadi mau ga mau abang harus ambil ini dek”, jawab El sambil menenangkan Neo.
“hiks.. yaudah kalo itu keputusan abang Neo gapapa, Neo sayang abang”, ucap Neo sambil memeluk tubuh sang abang.
“iyaaa abang juga sayang adek juga”, balas El.
**
Bandar Udara Internasional Juanda disinilah El berdiri sambil memeluk sang ayah, bunda dan adik untuk berpamitan karena sebentar lagi ia akan meninggalkan keluarga tersayangnya hingga 4 tahun kedepan ia pergi ke negara Australia, Melbourne. Kota yang telah ia impikan untuk meraih masa depan yang sukses, disana ia mengelola cabang perusahaan sang ayah.
SAFIRA AURELIA SHIBRIYA
IX-A