Di sebuah desa kecil, terpencil jauh dari pusat perkotaan dan hinar binar gemerlap kota, saya dilahirkan. Sebuah tempat pedesaan di ujung Barat kota penghasil petis. Sidoarjo adalah kota kelahiran saya 43 tahun silam. Kamis Wage, 24 Mei 1979, adalah hari yang sangat bersejarah bagi keluarga saya. Dilahirkan dari pasangan bapak Suliadi dan ibu Solikah Romsatun, bayi ini diberi nama Siti Mutiah. Bapakku adalah seorang anggota TNI AD, dan ibuku adalah ibu rumah tangga. Ada hal yang menarik dengan pemberian nama ini, karena ketika bapak bertugas di salah satu tempat kemudian silaturrahmi ke salah seorang kyai di sana. Ketika itu bapak meminta sang Kyai supaya memberikan nama untuk calon bayinya dan alhasil, didapatkannyalah namaku Siti Muti’ah, yang artinya adalah wanita yang pertama kali masuk surga karena ketaatannya pada suaminya. Mungkin bapak berharap suatu ketika saya menjadi sosok perempuan yang diharapkan dari nama itu.
Saya terlahir dengan enam bersaudara dan semuanya adalah perempuan. Sedangkan aku sendiri adalah anak nomer 4 . Tapi Kakak pertamaku meninggal ketika masih bayi, jadi bapak dan ibuku membesarkan 5 orang anaknya. Saya dibesarkan di tengah keluarga sederhana. Bapak adalah sosok pria pekerja keras, disiplin, dan syarat mengajarkan hal-hal yang prinsip. Sedangkan ibuku adalah sosok teladan bagi anak-anaknya karena sangat disiplin membentuk karakter anak-anaknya agar rajin beribadah, dan mengajarkan akhlak, budi pekerti, kesopanan, terutama dalam hal berpakaian dan tata krama. Sejak kecil kami anak-anaknya selalu diajari bekerja keras meski saat itu usiaku masih terbilang sangat kecil bapak dan ibuku selalu mengajak anak-anaknya ke sawah. Jadi karena kami tinggal di pedesaan dan bapak yang berprofesi sebagai tentara selain bertugas beliau juga masih menggarap sawahnya. Kami semua anak-anaknya pun ikut dilibatkankan, bagaimana cara menanam padi, palawija, dan semua itu sebagai pelajaran bagi kami yang sangat berharga. Bapak selalu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang arti kemandirian, kedisiplinan, dan bertanggung jawab.
Tahun 1984 saya masuk Sekolah Dasar Negeri, saat itu jarak sekolah dengan rumahku cukup dekat sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Selama enam tahun saya menyelesaikan studi di SD dan tahun 1990 saya masuk SMP. Memasuki sekolah menengah pertama ini, alhamdulillah saya berhasil masuk dan diterima di sekolah bergengsi dan favorit di Kecamatan Wonoayu, Kecamatan yang bersebelahan dengan desa saya. Sekolah ini cukup banyak pesaingnya karena seleksinya sangat ketat. Dan saya diterima masuk di kelas 7 B. Pada tahun 1993 saya berhasil menyelesaikan studi di SMPN 1 Wonoayu dan kemudian melanjutkan ke SMAN 1 KRIAN. Di sana saya bertemu dengan teman-teman dari berbagai tempat, ada yang dari Gresik, Surabaya, Sidoarjo, bahkan juga dari Malang.
Tepat tiga tahun saya menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 KRIAN yaitu di tahun 1996. Impianku melanjutkan ke perguruan tinggi sangat besar, namun saat itu terkendala oleh biaya, bapak sudah sering sakit-sakitan. Dan saat itu saya mulai berfikir untuk mencari kerja. Saat itu saya berfikir bagaimana caranya supaya saya tetep bisa kuliah tanpa merepotkan atau membebani orang tua. Akhirnya melamarlah di sebuah Dealer mobil di kota Sidoarjo, dan alhamdulillah saya diterima. Saat awal tahun pelajaran ada penerimaan mahasiswa baru, saya mencoba ikut mendaftar. Saya mencari yang jadwal kuliahnya malam hari supaya paginya saya tetap bisa bekerja. Alhamdulillah tahun 1998 saya diterima sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, setelah hampir dua tahun saya berhenti tidak sekolah akhirnya saya bisa melanjutkan untuk kuliah. Saya diterima di fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.
Meskipun saya bekerja sambil kuliah tidak mematahkan semangat saya untuk berprestasi. Di tempat kuliah saya sempat mendapatkan beasiswa beberapa kali. Dan saya aktif mengikuti kegiatan di kampus. Tepat empat tahun saya menyelesaikan kuliah S1. Alhamdulillah Awal Tahun 2003 saya wisuda dengan predikat cumloude/ lulusan terbaik di fakultas Ekonomi.
Setelah menyelesaikan kuliah S1, saya ingin mengajar, namun karena dari jurusan non pendidikan maka saya memutuskan untuk kuliah lagi mengambil jurusan Akta 4 . Bersama dengan teman-teman yang lain saya melanjutkan kuliah Akta-4 di Surabaya. Akhirnya saya lulus tahun 2004. Saat itu saya ingin segera mengajar, Dan saya menyebar surat lamaran di berbagai sekolah baik yang terdekat dengan rumah maupun bertetangga kabupaten. Dan akhirnya akhir Nopember 2004 saya diterima mengajar di MTsN Bangil, yang saat ini berganti nama menjadi MTsN 1 Pasuruan.
Di madrasah inilah saya memulai karir sebagai guru. Pertama kali mengajar di MTsN 1 Pasuruan tahun 2005 ini sebagai Guru Tidak Tetap (GTT). Dan sampai akhirnya saya diangkat sebagai CPNS tahun 2009 dan PNS tahun 2011. Sepanjang perjalanan menjadi guru saya berprinsip bahwa bekerja dengan sebaik-baiknya , disiplin sebagai kekuatan saya untuk mengerjakan segala sesuatu tepat waktu. Pada tahun 2018 di madrasah mengadakan seleksi guru berprestasi dan sayapun mencoba mengikutinya, alhamdulillah akhirnya saya berhasil meraih juara 2. Kemudian pada tahun 2019 saya mengikuti lagi seleksi guru berprestasi yang diadakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, dari ratusan peserta yang mengikuti , ternyata saya masuk 6 besar. Setelah babak final dan pengumuman saya akhirnya terpilih sebagai Juara Harapan 2.
Di tahun yang sama yaitu tahun 2019 saya mulai mengenal dunia menulis, Saat itu saya diikutsertakan sebagai tim Pokja Literasi Kabupaten. Dan dari pengalaman inilah saya mulai menulis buku. Beberapa buku yang saya tulis pertama kali adalah Madrasah Berbicara ( 2019) Penerbit NLC, Kamus IPS (2019) penerbit NLC . Tidak hanya itu saja, saya juga ikut menggerakkan guru dan siswa untuk menulis buku, menghasilkan karya di lingkungan madrasah saya sendiri maupun madrasah disekitar saya.
Tahun 2020 ketika di masa pandemi Covid-19 saya mencoba mengikuti lomba cipta karya Puisi tingkat Nasional dan dari sekitar 600 peserta karya saya masuk 250 besar, kemudian bukunya diterbitkan yaitu buku Antologi Tanam Rindu ( 2020) , selain itu ada juga jurnal ilmiah yang saya tulis dari hasil penelitian yang saya lakukan, saya mencoba mengirimkan ke redaksi MAN IC Serpong. Dan alhamdulillah ternyata jurnal saya masuk, judulnya yaitu Pengaruh Penggunaan Pendekatan Saintifik dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Pada Siswa Kelas VII di MTs Negeri 1 Pasuruan) diterbitkan tahun (2020).
Selain pengalaman di atas saya ingin tetap terus istiqomah untuk menulis baik itu menggerakkan karya siswa maupun guru di lingkungan saya. Di madrasah saya sendiripun saya juga menerbitkan majalah, yang diberi judul Alam Taro , Majalah ini sudah ada sejak tahun 2017 dan sejak saya menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, saya melanjutkan dengan penerbitannya setiap tahunnya yaitu edisi tahun 2018, 2019, 2020, 2021.
Tahun 2021 saya menulis buku yang berjudul Madrasah News yang diterbitkan oleh Nizamia Learning Center (NLC). Sebuah lembaga Pendidikan dan Pelatihan menulis yang mengenalkan saya dengan dunia menulis, dibawah pimpinan bapak Dr. Musfiqon. Buku ini mengisahkan perjalanan kegiatan madrasah dan prestasi-prestasinya.
Tahun 2022 ini bersamaan dengan teman-teman seperjuangan lainnya , saya menulis buku antologi Ayat-ayat Perjuangan (2022) penerbit CV. Basya Media Utama. Dan masih di tahun yang sama bekerja sama dengan Nyalanesia , MTsN 1 Pasuruan mengirimkan karya siswa buku kategori Puisi dengan tema “Pendidikan” dan karya guru dengan Tema “Perjuangan” serta kategori Esai dengan tema ”Merdeka Belajar”.
Selain menulis buku, saya melanjutkan kekuatan menulis melalui web sekolah/ madrasah. Di web ini kita mengupload dan menulis berbagai kegiatan madrasah yang ada mulai dari prestasi, kegiatan rutin kesiswaan, guru, kurikulum maupun aktifitas madrasah yang lain, kemudian juga kita upload di media sosial. Karena keberadaan media digital saat ini yang sudah mendunia informasi apapun yang ada di sekitar kita dapat diakses kapanpun dan dimanapun berada.
Tentunya semangat menulis harus terus kita gelorakan baik untuk diri kita sendiri, lingkungan kita (siswa, teman maupun orang- orang di sekitar kita ). Di akhir tulisan saya ini saya ingin mengajak siapapun anda mari kita menulis untuk mengukir peradaban, karena dengan menulis kita mampu mengembangkan daya imajinasi kita. Semangat Salam Lietrasi !
Penulis :
Siti Mutiah, S.E., M.Pd
Wakil Kepala Bidang Humas MTsN 1 Pasuruan
#Kisah Inspiratif GSMB#