Menapak Jejak Buku

Menapak Jejak Buku

(K. CERPEN Fatimah Azzahra 9D)

“Ayo, nak. Bangun…, Sudah pagi” panggil bundaku, karena sekarang waktu sudah pagi dan aku harus pergi ke sekolah. Oh iya, namaku Ayra Arandifa, biasa dipanggil Ayra. Umurku 15 tahun. Pagi ini, aku harus pergi ke sekolah seperti hari-hari biasanya. Tentunya aku tidak akan melewatkan sarapanku. “Bunda, aku berangkat” pamitky sembari menyalami tangan bunda setelah aku menghabiskan sarapanku. “Hati-hati” itulah kata yang terakhir ku dengar sebelum aku pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku disambut dengan kedua sahabatku yang ingin mengajakku ke koperasi untuk membeli penggaris. Aku pun menuruti permintaan mereka, sambil menunggu bel masuk berbunyi.

Setelah bel masuk berbunyi, kamu bertiga kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran pertama yang akan segera dimulai.

Sepulang sekolah, kami bertiga memutuskan untuk pergi ke perpustakaan nasional. Karena kami baru saja mendapat tugas dari guru kamu untuk membuat makalah tentang zaman purba beserta makhluk yang hidup pada zaman tersebut.

“Tugasnya ini cuma berupa makalah, kan? Tanya Naya

“Iya. Berarti kita butuh pinjam apa aja?” sambung Asha

“Buku tentang bahasa baku sama tentang zaman purba. Juga butuh satu komputer buat mencari gambar juga bisa dijadikan sumber lain selain buku” jawabku

“Oke, ayo kita cari. Ngetiknya di mana?” Tanya Naya

“,Gue bawa laptop. Ketik di sana aja” jawabku

“Yaudah. Ayok berpencar biar cepet dapet bukunya. Sepuluh menit lagi kita kumpul di meja paling ujung” sambung Asha

“Oke!”

Kami pun mulai berpencar untuk mencari beberapa buku yang akan kami jadikan bahan reverensi untuk makalah kami.

Sepuluh menit telah berlalu, kamu pun kembali berkumpul di meja paling ujung sembari membawa beberapa tumpukan buku dengan satu komputer yang telah tersedia di meja.

“Mulai dari mana dulu ngerjainnya nih?” Tanya Asha

“Kita bagi tugas. Kalian cari latar belakang masalahnya dulu. Gue mau nyiapin covernya sama baca beberapa buku” jawabku

“Lo juga bagian ngetik ya?”

“Iya”

Asha dan Naya sibuk mencari isi latar belakang masalah. Sedangkan aku mulai membuat cover juga membaca beberapa buku yang telah kami ambil.

“Udah nemu nih” ucap Naya

“Bacain, gue yang ngetik. Asha, koreksi kalau ada bahasa yang kurang baku”

“Siap”

Setelah mengetik latar belakang masalah, kamu pun melanjutkannya. Hingga beberapa menit telah berlalu, akhirnya kami mulai masuk bab pembahasan.

“Eh, pengertian zaman purba ada di mana?” Tanya Naya

“Di buku itu ada, tadi gue baca di sana” jawabku sambil menunjuk salah satu buku yang berjejeran

“oke”

Hampir satu jam waktu berlalu, akhirnya makalah kami terselesaikan.

“Akhirnya kelar juga nih makalah. Lega banget rasanya” ucap Naya

“Bener tuh. Untung saja kata gurunya bebas ambil sumber dari mana aja” sambung Asha

“Bebas ambil dari mananya biar bisa selesai. Di buku kita bisa cari pembahasan atau penjelasan. Dan di internet bisa buat nyari gambarnya” ucapku

“Keduanya punya keunggulan masing-masing ya” sambung Asha

“Sudah jelas. Kalau menurut kalian, lebih nyaman mana antara membaca di buku atau internet?” Tanyaku

“Lebih suka di buku sih kalau gue. Bau buku tuh menarik, apalagi kalau buku baru” jawab Asha

“Kalau gue udah pasti di internet. Ya.., meskipun harus benar-benar diteliti itu fakta atau hoax. Kalau lo?” Sambung Bayar

“Dua-duanya. Karena sama-sama sumber pengetahuan dan pastinya penting”

Setelah beberapa menit kamu membicarakan tentang buku dan internet, kamu memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing karena tugas kamu telah selesai

“Lo yang ngeprint ya, ra” ucap Asha

“iya. Besok tinggal presentasi doang” jawabku

“Yaudah. Hati-hati kalian” sambung Naya

“Pasti”

Kami bertiga pun pulang sebelum matahari menenggelamkan dirinya.

(K. Cerpen, Fatimah Azzahra 9D)

 

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Program Literasi Sekolah

Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM Menulis buku untuk guru dan siswa Perpustakaan keliling, Perpustakaan digital Membuat mading madrasah Membuat majalah madrasah Membuat pojok baca Perpustakaan di kelas Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022

Baca selengkapnya...

Prestasi Literasi Sekolah

1. Menerbitkan buku karya siswa 2. Menerbitkan buku karya guru 3. Menerbitkan majalah madrasah 4. Juara lomba membaca Puisi 5. JUARA 1 LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Tk. MTs. Se kabupaten6. JUARA FAVORIT LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Se kabupaten

Baca selengkapnya...