TERLUPAKAN
Pada suatu malam yang gelap
Terdengar suara rintik hujan
Pertanda awan sudah tak mampu membawa bebannya
Kini ku berjalan sendiri
Ku tapak kan kaki ku
Selangkah demi selangkah kulewati
Namun, tanpa arah yang pasti
Ku terus berjalan di tengah hampanya dunia
Mencari sebuah harapan yang tak pasti adanya
Lantas tak lama kemudian
Tampak setitik cahaya terang
Cahaya bak arunika di langit timur
Yang menyinari seluruh dirgantara dengan segala keelokannya
Dan itulah engkau… Sang buku…
Sang pokok dunia
Engkaulah sang pemandu
Pemandu di kala kelamnya dunia
Dengan sinarmu, dunia kau telusuri
Bahkan samudra yang dalam sekalipun
Tak mampu menahan terangnya sinarmu
Sajakmu yang begitu rupawan
Sajakmu yang luhur nan adiluhung
Membuat siapapun tak puas bila hanya memandangmu
Tak terhitung waktu yang di habiskan untukmu
Semata – mata hanya ingin bersamamu
Namun…
Semua itu tak lebih dari sekadar cerita lama
Kali ini sang buku telah tergantikan
Tergantikan oleh sang simbol modernisasi
Yang tak lain adalah Internet
Kini… Kau tak hanya tergantikan
Tapi hampir terlupakan
Seiring waktu berjalan
Kau semakin terasa asing
Cahaya mu yang gemerlap
Banyak tergantikan oleh cahaya palsu yang mereka buat
Saat ini… Kau bukan lagi sang primadona yang di damba – dambakan
Melainkan… Hanya lembaran – lembaran
Yang berisikan legenda dengan sajak – sajak terdahulu