BELAJAR DI RUMAH SELAMA PANDEMI

Selama pandemi, suasana kelas di sekolah berubah menjadi sepi. Sedangkan ramaiku? Kembali ke dalam rumah.
Bersama kakak, adik, dan kedua orang tua.
Memasuki dua tahun era corona, aku lebih sering belajar di rumah. Sungguh! Rasa-rasanya sangat berbeda. Ingin aku
berkeluh,berkesah, tapi apa gunanya.
Apa yang terjadi hari ini bakal mendulang buah di masa depan.
Sudah saatnya aku meninggalkan setumpuk keluh dan belajar menerima keadaan.
Nyatanya belajar di rumah tidak seburuk itu. Tidak seperti yang orang-orang khawatirkan.
Tiap hari aku selalu menatap layar laptop ku untuk mengikuti zoom dan google meet,aku masih bisa hadir dan
menyalakan kamera.
Aku melihat teman teman ku begitu semangat ketika mengikuti zoom. “Ahahaha,mungkin temen temen ku semangat
karena libur nya” ucap ku dalam hati. Tapi aku harus semangat mengikuti zoom dan google meet.
Penyemangat ku disaat pandemi tiada lain yaitu Ibu ku. Ibu ku selalu membantu ku saat mengerjakan tugas daring dari
sekolah,aku keseringan mengerjakan tugas daring sampai jam tidur ku berantakan.
“Dek, kamu harus terus bangun pagi agar esok hari bisa menggapai rencana menuju masa depan!” begitu kata Ibuku.
Dan benar saja,menaati perkataan orang tua adalah kunci menuju kesuksesan.
Terbukti,aku tidak pernah telat untuk bergabung dengan pembelajaran daring dari rumah.
Dengan bangun pagi,aku bisa menata semangat belajar.
Kumulai dengan sarapan terlebih dahulu sebelum pembelajaran daring dimulai. Aku hanya memakan sepotong roti dan
segelas susu.
Lagi lagi bangun pagi adalah kunci untuk semangat belajar.
Aku tidak ingin lagi mengulang masa lalu yang penuh kemalasan.
Sungguh,kisah hari itu mendulang pengalaman berharga.
“Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar ketika mereka terpaksa.”
– Yoga Saputra

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Program Literasi Sekolah

Membaca Nadhom asmaul husnah sebelum KBM Madrasatul Quran 30 menit sebelum KBM Menulis buku untuk guru dan siswa Perpustakaan keliling, Perpustakaan digital Membuat mading madrasah Membuat majalah madrasah Membuat pojok baca Perpustakaan di kelas Mengikuti program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) 2022

Baca selengkapnya...

Prestasi Literasi Sekolah

1. Menerbitkan buku karya siswa 2. Menerbitkan buku karya guru 3. Menerbitkan majalah madrasah 4. Juara lomba membaca Puisi 5. JUARA 1 LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Tk. MTs. Se kabupaten6. JUARA FAVORIT LOMBA VIDEO PROFIL MADRASAH Se kabupaten

Baca selengkapnya...